Tayuban: Tradisi dan Perkembangannya
Type
Journal
Authors
ISSN
0005-6138
Category
Majalah Basis
[ Browse Items ]
Publication Year
1989
Publisher
Yayasan Basis, Indonesia
Pages
17 halaman; 285-301
Description
Pendahuluan
Seni tayub, atau tayuban, di dalam ilmu folklor, dapat dikelompokkan sebagai folklor lisan, folklor setengah lisan, dan folklor bukan lisan (lihat Brunvand 1968). Yang dimaksud folklor lisan ialah folklor yang dilisankan. Di dalam tayuban yang termasuk folklor lisan ialah unsur yang berupa 'kesusasteraan lisan", yakni kesusasteraan yang dilisankan (ditembangkan, dilagukan), berupa tembang macapat dan puisi rakyat, misal tembang Walangkekek, Ijo-ijo, Ilir-ilir, dan lain-lain. Yang termasuk folklor setengah lisan ialah unsur yang berupa tari, sebab seni tadi di samping dilisankan cara belajarnya juga diiringi gerak. Sedangkan yang termasuk folklor bukan lisan berupa alat-alat musik (gamelan, pelok, atau slendro), muniman keras (arak, ciu, tuak, dan lain-lain), dan pakaian penari, penabuh gamelan (panjak), serta para tamu yang ikut menari. Di samping folklor bukan lisan yang berupa materian seperti itu, masih terdapat lagi folklor bukan lisan yang berupa bukan material. Yang termasuk ini ialah musik (suara gamelan) dan bahasa isyarat (tanda pergantian gendhing, lirikan mata penari tayub, dan lain-lain) yang terdapat di dalam tayuban.
Seni tayub, atau tayuban, di dalam ilmu folklor, dapat dikelompokkan sebagai folklor lisan, folklor setengah lisan, dan folklor bukan lisan (lihat Brunvand 1968). Yang dimaksud folklor lisan ialah folklor yang dilisankan. Di dalam tayuban yang termasuk folklor lisan ialah unsur yang berupa 'kesusasteraan lisan", yakni kesusasteraan yang dilisankan (ditembangkan, dilagukan), berupa tembang macapat dan puisi rakyat, misal tembang Walangkekek, Ijo-ijo, Ilir-ilir, dan lain-lain. Yang termasuk folklor setengah lisan ialah unsur yang berupa tari, sebab seni tadi di samping dilisankan cara belajarnya juga diiringi gerak. Sedangkan yang termasuk folklor bukan lisan berupa alat-alat musik (gamelan, pelok, atau slendro), muniman keras (arak, ciu, tuak, dan lain-lain), dan pakaian penari, penabuh gamelan (panjak), serta para tamu yang ikut menari. Di samping folklor bukan lisan yang berupa materian seperti itu, masih terdapat lagi folklor bukan lisan yang berupa bukan material. Yang termasuk ini ialah musik (suara gamelan) dan bahasa isyarat (tanda pergantian gendhing, lirikan mata penari tayub, dan lain-lain) yang terdapat di dalam tayuban.
Number of Copies
1
Library | Accession‎ No | Call No | Copy No | Edition | Location | Availability |
---|---|---|---|---|---|---|
Main | 1933 | 1 | Yes |