Dengan rasa gembira dan sekaligus prihatin saya menyambut terbitnya buku terjemahan yang memuat karangan tentang hakikat ilmu pengetahuan dan motodenya ini. Masalah penguasaan dan pengembangan iptek, yang akhir-akhir ini semakin mendapat perhatian baik dari pihak pemerintah maupuk masyarakat umum, bukan hanya menyangkut masalah-masalah teknis kerekayasaan, melainkan juga masalah perubahan mentalitas atau cara berpikir. Saya merasa gembira atas terbitnya buku ini karena delapan nukilan karangan yang memberikan dasar konseptual bagi pemahaman tentang apa itu ilmu pengetahuan dan bagaimana itu ilmu senyatanya dan seharusnya dijalankan, bisa membantu terbentuknya cara berpikir yang akan menunjang pengembangan penyelidikan ilmiah di Indonesia. Keprihatinan Dr. Qadir, penyunting buku ini, mengenai masyarakatnya di Pakistan yang lebih merupakan masyarakat pemakai dan bukan penghasil iptek, kiranya berlaku pula untuk dunia ketiga pada umumnya, termasuk Indonesia. Untuk menjadi masyarakat penghasil iptek penggumulan unsur-unsur teknis perlu ditunjang oleh pengembangan teori dan penanaman logika pemikiran ilmiah. Seperti dinyatakan oleh Qadir (h.3), kekurangan pokok ilmuwan Muslim purba dan penyebab mengapa pengaruh mereka tidak langgeng, adalah tidak adanya pada mereka usaha untuk mengembangkan teori ilmu pengetahuan, atau logika metodologi ilmiah.