Pengantar

Salah satu keunggulan pemikiran para nahkoda RI pertama, terutama Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Syahrir, adalah kemampuan analisis mereka melihat "penderitaan" bangsa Indonesia secara nasional dan global. Penderitaan di sini diartikan tidak hanya secara meterial-ekonomis (kemelaratan, kurang gizi, kesehatan yang jelek), tetapi juga secara sosiokultural-politis (tiadanya pakaian dan papan yang layak; tidak terdidik; bermental budak yaitu pasif, tidak kritis, tidak kreatif, percaya para tahayul' dan kurangnya otonom untuk menentukan hidupnya sendiri). Pada masa penjajahan ini, bangsa Indonesia hidup dalam penindasan, eksploitasi, tidak bebas dan tidak bersatu. Situasi represif dan eksploitatif ini, menurut generasi para bung, disebabkan pertama oleh feodalisme-borjuasi bangsa sendiri, dan kedua diperburuk oleh datangnya kapitalisme yang kemudian "memperanakkan" kolonialisme atau imperialisme.