Pena Pendidikan 

Sore itu saya menghadiri sebuah wisuda lulusan program penyetaraan D-II. Dalam bincang-bincang menjelang upacara, seorang wisudawan (guru SD) mengungkapkan rasa frustasinya. Setelah puluhan tahun menjadi guru, nasib diri dan keluarganya ya begitu-begitu saja. "Tidak ada perbaikan nasib," katanya. Ia memang bersyukur bahwa sudah dapat ikut lulus program penyetaraan D-II yang dengan berat hati ia ikuti. Ia sudah merasa tua untuk belajar lagi dan biaya kuliahnya pun ia rasakan sebagai tambahan beban. Maklum, sebagaimana sudah menjadi rahasia umum, penghasilannya pas-pasan. Dengan sedikit nada iri, ia kemudian membandingkan nasib dirinya dengan temannya yang pada awal tahun 90-an berani alih profesi ke bidang wiraswasta dan kini hidup sejahtera bersama keluarga. Seandainya dulu ada yang meminjami modal, ia pun mungkin telah melakukan hal yang sama.