Dagelan 

Anoman Obong, lagu Jawa ini pernah menjadi hit sebelum merekahnya reformasi. Pertama kali muncul, tahun 1996, lagu ciptaan pelawak Ranto Edi Gudel itu langsung merebut hati masyarakat Jawa, lebih-lebih rakyat lapisan bawah. Lagu itu dinyanyikan tidak hanya dalam pentas campur sari, tapi juga pentas dangdut dan wayang.
Jan Mrazek, peneliti wayang dari Amerika Serikat, menceritakan, hampir dalam setiap pentas wayang yang dihadirinya dalam tahun 1996 dan 1997, lagu Anoman Obong dinyanyikan. Jelas, pada periode itu Anoman Obong meniti puncak tanggal lagu populer, melebihi bahkan lagu pop Indonesia lainnya. Betapa tidak? Anoman Obong dinyanyikan siapa saja dan di mana saja. Mulai dari orang dewasa sampai anak jalanan yang mengemis di bis kota, semuanya hapal di luar kepala lirik lagu yang dilantunkan Mamiek Melani itu. Menurut Frans SP, manajer dan produser grup dangdut Mamiek Melani, OM Ken Arok, album Anoman Obong itu terjual 400.000 kopi sampai akhir 1998. Buat jenis lagu rakyat yang sangat kedaerahan sifatnya, jumlah tersebut sungguh suatu rekor.