Takar Buku 

Jika saja dunia sesederhana larik-larik terakhir sajak T'ao Ch'ien, "Kita datang ke dunia sebagai saudara" [9], mungkin tidak pernah ada novel di dunia. Nyatanya "... kita mesti diikat pada daging dan darah". Novel lahir dari kerumitan manusia di dunia tetapi bukan kisah mengenai dunia. Novel adalah kerumitan sebuah dunia-yang-mungkin. Dari situlah PUtri Cina lahir. Putri Cina adalah perjalanan memasuki problematika eksistensi dengan ketakpastian hakikat diri serta kegamangan identitas hanyalah merupakan bagian. Novel ini adalah penelusuran terhadap situasi manusia sekaligus kondisi eksistensialnya dengan mencabangkan pokok-pokoknya ke banyak sekali peristiwa, tetapi yang semuanya mengerucut ke satu hal: kekerasan bukan perkara yang menyergap manusia secara gaib [63]. KEkerasan mengakar dalam kondisinya sebagai manusia.